Selasa, 30 Desember 2008

ISRAel KamPUNgan...Ha..Ha..ha...

MencermATi tinDakan IsraEL yang MeMbomBardir JaLur Ghaza dengan Serangan Udara...

Maka...KamI MEngUTuk tINDAKAN aNaRKIs TERSEBUt....

BahKAn...IzinKan Kami mengAJAk ParA pemBAca UNtuk BerDukA Cita Atas Kekejaman Israel ....terhadap Masyarakat SIPIL PalEstina....

Sekaligus...Mari KIta Mulai BerANI ...MEneRTawaKAN TindakAN IsraEL yang KamPUNGan...SebagaiMANa ....Beberapa TahuN yang Lalu....Kita MelihAT AMERika Juga MelakUKAN hal Yang sama...PenYErangan UDara....

KamI BErhaRAp IsrAEL dapaT BErTIndak Jantan...JaLAN DarAT...JalAN darAT...LAngsung..."mAU pERanG kOK tAKut maTI"...iSRaEL...iSrAeL...

DAH gitu Kok BeranINYA cumAN AMa RakYAt SIpil......

SeMogA TUHAN YME memBERKATI Kita...Umat ManUSIA di SeluRUH Dunia dengan KEdamAIAN di Tahun 2009 Nanti...dan Para PElAKU ANarkISME di Dunia...dapAT TiduR Tidak Nyenyak...Karena....Maaf ...TernYATa dari KemaLUAn MErekA MengalIR darAH Segar YANg BErbau Anyir........Amien.......

Minggu, 28 Desember 2008

PelaksanA TIme ManAGemENt Terbaik di Dunia

Sidang Pembaca...

Kita sering dikejutkan dengan beberapa orang dari kita...yang pandai mengatur waktunya...sehingga ia dapat melakukan aktivitas yang lebih banyak dibandingkan orang lain....

Bahkan mereka...jauh lebih berhasil dibandingkan yang sedikit aktivitas...Lalu apa kuncinya....


Alkisah...menurut seorang sahabat...kunci dari semua keberhasilan itu...seringkali bermuara pada kepandaian si orang bersangkutan dalam mengatur waktunya....TIME MANAGEMENT (kalo gak salah itu istilah kerennya...)

Individu yang pandai mengatur waktunya...akan membagi aktivitas kerja dalam skala prioritas...kemudian mengerjakan aktivitas tersebut berdasarkan skala prioritas yang ia buat....

Kali ini...

kami ingin menampilkan JK sebagai Manajer yaNG amaT SanGat Baik SekalI Dalam PEngatURAN waktunya...coba bayangkan ini....


JK adalah wakil presiden ...Republik Indonesia (kalau saya salah tolong dikoreksi...sebagian orang menganggap bahwa JK adalah THE REAL PRESIDENT...padahal bagi saya...JK itu PeNGUasA....Republik Indonesia...)


Maka...wajarlah apabila aktivitas atau kesibukan dirinya masuk dalam kategori luar biasa (sekalipun sama-sama - sebagai manusia - memiliki waktu 24 jam dalam sehari semalam)


Nah...pada titik yang lain...
ia juga Kepala Suku atau Ketua Umum Partai Politik...dalam hal ini GOLKAR...jadi kesibukan dan tanggungjawab dirinya dalam partai ... boleh jadi jauh lebih berat...(maksud saya menurut JK) dibandingkan tugas dan tanggungjawab dirinya sebagai wapREs....


Oleh karena itu...ia berusaha untuk mengagendakan kegiatan perparpolannya...di sela-sela...bahkan seiring sejalan dengan perjalanan kedinasan dirinya sebagai WaprEs...boleh dunks....keren kan...


Nah...pada titik terakhir...

JK...juga tahu...bahwa baik parpol, keluarganya, dirinya....masih butuh KEBEBASAN FINANSIAL...

maka pada pemerintahan ini...KABarnya JK berhasiL MEmbuat Lini Bisnis baru... yaitu dengan MeMaksakan Penggunaan ELpiji 3 kg...sebagai pengganti mInyak Tanah....


Kabarnya Ini adalah kepentingan bisnis JK...bukan murni agar Terjadi PengHEMatan APBN...apakah ini betul....Wallahu A'lam bisshowab...


Terlepas dari kebenaran atau ketidakbenaran berita tersebut...

izinkan kami mengambil kONKlusi...bahwa Untuk PelakSana TIME ManagEMENT terbaik di dunia...sepertinya harus dinisbatkan kepada JK...


sebab...ia Wakil Presiden (satu-satunya di dunia yang "berhasil" menjadi THE REAL PRESIDENT)...

sekaligus KETua Umum Parpol terbesar di Indonesia...dan

Terakhir...


salah satu PEnguSAHA kelas Wahid Indonesia......


SELaMAT Om!!!!!!!!!!!!

Sabtu, 27 Desember 2008

MEt TaHUN Baru HiJRiah 1430 HIjriah

Dear All....
Para Penikmat GUyoNAn Ala SBYJK...
Termasuk Para Penonton Yang BOedIEmAN...
Menyambut PErgantian Tahun Hijirah dari Tahun 1429 HijrIAH ke Tahun 1430 HIjriah....
Izinkan Kami....(mewakiLI para PEnulis di Blog Ini...BUkan Mewakili SBYJK)  mEngucapkan SELAMAT TAHUN BARU HIJRIAH....1430 HijRIah...
SEMOGa Tahun  Depan KIta Dapat Tertawa Lepas BErsama-Sama..
.
MEnterTawakan AKtiVITas Kami...YANg Tidak Dapat MembEdakan ANtara PEran Kami Sebagai KepalA NEgara dan WakIL KEPala NEgara dengan PEran dan Tanggungjawab Kami SEbagai Ketua dan Atau Ketua Dewan Pembina Partai Politik...
SEmoga Anda Dapat Tertawa Lepas....MEnIKMati KebODohAn kami Semua...(INgat Kami Dipilih oleh Anda Semua...jadi KalaU Kami Bodoh....berarti Anda.....(Silakan dibaca dengan 'Apalagi...)   
SELAMAT TAHUN BARU ... 1430 Hijriah

Kamis, 25 Desember 2008

SelAmat Hari Natal ...2008

Tanpa Terasa.....Saat ini kita sudah di PenghUJung Tahun 2008

Hari INi....25 Desember 2008...Umat  Kristiani, di seluruh DuniaDengan Sukacita yang Khidmat...Menyambut Hari Natal 2008....Hari Kelahiran Yesus Kristus ke INdoneSIa....

Semoga Damai Natal...dan Pesan Kasih yang IA bawa...dapat Selalu HIdup  dan Dapat dilaksanakan dalam keseharian...oleh Rekan-rekan yang beragama Kristen...

Selamat Hari Natal 2008....Damai Di Langit...Damai di Bumi....

Senin, 06 Oktober 2008

Kacau Di MA...MEnCerACau di KEBERhasilAN KEpemIMPinan

Masih dalam nafas Iedul Fithri...dua minggu belakangan...diramaikan dengan beberapa ...di antaranya tentang pembatalan pengesahan RUU MA, dan Klaim Keberhasilan Kepemimpinan SBYJK...sebagai pijakan...mungkin Anda dapat melihat di sini...

http://www.detiknews.com/read/2008/09/25/133537/1012373/10/dpr-tantang-sby-tarik-usulan-pensiun-ma-70-tahun

http://www.detiknews.com/read/2008/09/26/100749/1012811/10/batalkan-pengesahan-ruu-ma-dpr-sudah-benar

http://www.detiknews.com/read/2008/09/29/011414/1013877/10/jk-klaim-kepemimpinannya-bersama-sby-berhasil

http://www.detiknews.com/prokontra/detail/2008/09/29/081945/1013925/612/sby-jk-klaim-berhasil-memimpin

Nah...panduan terakhir..(maaf saya lupa di koran apa, tapi salah satu dari koran yang biasa saya baca harian ..Biasanya saya membaca Kompas, Republika, Media Indonesia, Warta Kota, Jakarta,Jurnal Nasional, Koran Tempo...silakan dicari di antaranya) SBY meminta masyarakat tidak berfikiran negatif terhadap perpanjangan usia hakim agung (RUU MA)

Nah...mari kita telaah...

Kegagalan di RUU MA...sebenarnya kegagalan yang memang telah dipersiapkan (gagal mempersiapkan adalah mempersiapkan kegagalan)...kenapa... 

SBY...kabarnya adalah pihak yang mendukung Hakim Agung seumur HIDUP...ia mungkin mengambil contoh Amerika Serikat...masalahnya adalah. SBY kok langsung "maaf" mentah-mentah mengambil rujukan...bukankah antara Amerika Serikat dan Indonesia tingkat kebodohan penduduknya jauh berbeda....Saya tidak tahu apakah ini karena SBY terobsesi dengan Amerika atau ia punya kepentingan lain (memuluskan jalan untuk kenyamanan Aulia Pohan semasa "menjalani" ritual persidangan; betul atau tidaknya hal ini silakan Anda tanyakan langsung ke SBY)  

Pada titik kedua...jelas...entah ini Anda sebut pembisik atau thinktank...terserah...research mereka terbukti tidak terbukti...atau gagal...yang dapat mereka buktikan adalah tingkat resistensi yang tinggi...pada titik ini SBYJK melupakan bahwa selain haus akan UANG...anggota DPR RI saat ini JUGA MASIH HAUS KEKUASAAN dan mereka harus hati-hati agar tetap terpilih kembali...Pada titik ini sebenarnya anggota DPR RI belajar dari SBY...JAIM...nah sekarang SBY mampus karena anggota DPR JAIM ...

Pada titik ketiga...SBY melupakan bahwa hukum Indonesia adalah hukum yang dapat dibeli dan dijadikan tameng berkata-kata...Maka pada titik ini, mereka yang sudah tua biasanya akan bersegera mengatakan " ya sudahlah...gak mau ribut...maka pada kasus yang "akan" dan atau "telah" melibatkan kaum SBY.. relatif MA akan mengambil jalan KEKELUARGAAN karena sudah tidak sanggup memikirkan permainan kata-kata yang berbelit...paling kompensasi UANG...itu aja...dan SBY sudah tahu nilai uang dari kecil kok... Nah..sekalipun perjalanan masih panjang...RUU MA...semoga memang menjadi kegagalan yang memberikan pencerahan bagi kita semua tentang TATA CARA KELOLA atau HOW TO ...SBY TEam...terhadap Indonesia...

Nah...hubungannya dengan klaim keberhasilan....Kebetulan...baik SBYJK....beragama Islam...bahkan keduanya amat dekat dengan kalangan santri...Ayah SBY kabarnya mantan Santri...dan Abang JK (Suhaili Kalla) juga mantan santri... Secara prosedur keislaman (baca tuntunan syariat Islam...) ada anjuran untuk melakukan kebaikan sebagai aktivitas yang selalu kita lakukan  sebagai penyeimbang aktivitas buruk atau kelakuan buruk (...waatbi'i -s-sayyiata-l-hasanata tamhuha)

Apa kaitannya...Kita analogikan...usul SBY yang tidak didukung dengan riset mendalam tentang perpanjangan usia HAKIM AGUNG sebagai perilaku buruk (saya tidak berani mengatakan  perbuatan bodoh, sebab, sejelek apa pun cara riset SBY...ia S-3, sekalipun "I am Not Scientist, Myself") Maka...Klaim Keberhasilan  merupakan bentuk  dari PENGUKUHAN perbuatan BAIK...

Klaim ini wajar...karena tidak hanya Anggota DPR RI sekarang, SBYJK pun masih ingin memimpin negeri ini...  Ingat...satu masa belum tentu cukup untuk seorang SBY, apalagi seorang JK.. boleh dong kita berfikir, jangan-jangan Langkah SBY Menjadikan Hakim AGUNG seumur HIDUP sebagai langkah awal dari keinginan diri SBY untuk mengukuhkan diri atau mengangkat dirinya menjadi PRESIDEN RI SEUMUR HIDUP................masa sih diantara kita gak ada yang kepikiran...SUdahlah...jangan terlalu sering berhusnudzon...apalagi dengan PEMIMPIN...husnudzon itu cukup Anda lakukan untuk orang yang Anda kenali...ini di Indonesia...bukan di SURGA atau NIRWANA...

Masalahnya adalah CERACAU KEBERHASILAN KEPEMIMPINAN ini mengangkat isu Keberhasilan Menaikkan Anggaran Pendidikan di APBN...Apa Lacur...(maaf bukan berarti SBYJK pelacur...bukan mereka laki-laki tulen kok...bukan gigolo..bahkan gigolo pun pilihan pekerjaan...gak ada masalah kok...) mungkin ini dapat Anda pertimbangkan

1.Anggaran PEndidikan 20% dari APBN seingat saya...adalah Amanat UNdang-Undang...Kebetulan SBYJK muslim...ada analogi begini...Sholat bagi orang Islam...adalah kewajiban...maka ketika muslim telah  sholat..ia tidak dapat mengklaim sholat sebagai keberhasilan yang ia lakukan...karena sholat adalah kewajiban...Nah UU mengamanatkan pemerintah untuk menganggarkan 20%dari APBN sebagai dana bagi PENDIDIKAN...maka pemenuhan ini sifatnya IMPERATIF..pemenuhan amanat ini apabila dikaitkan sebagai keberhasilan ...pertanyaan paling utama adalah Denny Indrayana ada di mana ya??? Bang Buyung (Adnan Buyung Nasution) lagi ada di mana ya...ketika JK mengklaim ini...(keduanya seingat saya adalah individu yang paripurna untuk bidang hukum)...

2. Seingat saya...SIAPA PUN yang MEMERINTAH INDONESIA...berharap atau minimal menjanjikan AGAR RAKYAT INDONESIA dapat lebih sejahtera, MANDIRI, berkedaulatan dll..dll...Nah...Ini tolol atau bego...kalau ada pemimpin yang mengharapkan IDEALISME ini tapi mengganggarkan minimum untuk anggaran pendidikan bagi rakyat dan negaranya...(SIlakan Anda tentukan...Insya 4JJI Anda gak perlu belajar ke Prancis dan atau lolos S3 di IPB untuk bisa menilai inikan...)

3. Ini yang paling Manis...saat SBY kejepit...JK mencuat...ini adalah strategi biasa..yang cenderung basi...Bagi Anda yang apolitis dan menganjingbabikan politisi serta dunia politik, hal ini mungkin bukan hal baru...apalagi buat Anda yang tidak apolitis...Kejadian ini tidak basi apabila Anda berada dalam garis kepentingan SBYJK, dalam kekeluargaan tijitibeh dengan SBYJK dan atau memang suka menjilat SBYJK dan atau pada titik paling tragis...Anda adalah orang bodoh sebagaimana kebanyakan rakyat Indonesia...(ingat saya juga orang Indonesia, dan bagian dari orang kebanyakan..jadi saya juga orang bodoh)

Akhirnya...Hak Anda untuk TERtawa, TERSENYum KEcut, dan Boleh Anda aktualisasikan dengan tidak MEMILIH SBYJK DAN atau KEMBALI memilih mereka di 2009...itu HAK ANDA yang dilindungi UU...itu PILIHAN ANDA...tapi saya YAKIN KECERDASAN Anda berada pada titik paling optimal, ketika Anda akan memutuskan hal ini.... Nah...pada titik ini..kalau Anda juga memilih untuk tidak memilih atau GOLPUT...baik pada tataran DPR maupun PRESIDEN itu adalah hak KONSTITUSIONAL ANDA...SELAMAT MEMILIH...dan UCAPAN SELAMAT TAMBAHAN bagi ANDA YANG MEMILIH GOLPUT sebagai PILIHAN ANDA...GBU

Sabtu, 04 Oktober 2008

Selamat Hari Raya Iedul Fithri

Dear All...

Iedul Fithri...1 Syawwal 1429 H...telah lewat...


Mohon Maaf Lahir dan Bathin....


Semoga Amal Ibadah kita semua diterima di sisi 4JJI SWT...dan kita diberikan kesempatan untuk menikmati Ramadhan...minimal hingga 1450 H....Amien....Semoga....


Dan Kedamaian...semoga menyelimuti semesta ALAM...hingga akhir ZAMAN...amien



Minal Aidin Wal Faizin...Fii Kuli 'Aamin Wa Antum Bi Khoirin...Amin...
Taqoballahu Minna Wa Minkum Taqobbal Ya Kariim

Minggu, 28 September 2008

BERITA GEMBIRA, UNTUK PRAKTISI HUKUM DAN PROFESI HAKIM

MOHON SEBARKAN BERITA INI DENGAN SEKSAMA (Sumber, Harian Kompas, Sabtu 27 September 2008, pendapat dan penilaian pribadi penulis)
Kabar Gembira untuk seluruh praktisi hukum, terutama hakim yang telah memasuki usia senja...terutama mereka yang berkiprah di Mahkamah Agung....
Kabar Gembira ini berlaku untuk seluruh individu yang kompeten, baik yang sedang berkiprah, maupun pensiunan yang mencari peluang kerja baru....Usia HAKIM AGUNG akan diperpanjang menjadi 70 Tahun....
Mohon sebarkan kabar gembira ini KE SELURUH JAGAD RAYA, terutama bagi WNI, bagi WNA, terpaksa mengurus WNI-nya dulu....(terutama dari Amerika, yang HAKIM AGUNG SEUMUR HIDUP)
Untuk keterangan lebih lanjut...tentang persyaratan (baik kompetensi maupun materi yang harus Anda miliki) dapat menghubungi beberapa tempat yang dicantumkan dalam berita Kompas 27 September 2008
1. Fraksi Partai Golkar di DPR RI
2. Fraksi Partai Demokrat di DPR RI
3. Fraksi Partai Amanat Nasional di DPR RI
 kalau bingung bisa langsung ke
1. DPP GOLKAR di Anggrek Nelly Murni, Jakarta Barat
2. DPP Partai Demokrat, di Jalan Pemuda, Jakarta Timur
3. DPP PAN, di Mampang, Jakarta Selatan
ATAU
Anda DAPAT MENGHUBUNGI SBY, pihak yang kabarnya mengusulkan usia Hakim Agung menjadi 70 Tahun, bisa di Cikeas, boleh di Istana...atau JK...tandem SBY, bisa di Istana Wakil Presiden
INGAT...DI USIA ANDA YANG UDZUR...DAN ANDA YAKIN MEMILIKI KOMPETENSI...PASTIKAN DIRI ANDA DAPAT BERKIPRAH DI MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA....
SELAMAT BERJUANG (NB...seingat saya Anda tidak perlu mengurus kartu kuning pencari kerja...tapi coba cek langsung aja sendiri..ya...) GOOD LUCK!!!!!!!!!!!!

Rabu, 17 September 2008

TRAGEDI PEMBAGIAN ZAKAT DI PASURUAN ; SBY TIDAK BERSIMPATI?

Sebelumnya, izinkan kami bersimpati, kepada seluruh keluarga korban, baik yang tewas maupun luka-luka pada pembagian zakat di kediaman H. Syaikhon, Pasuruan..

Suka atau tidak suka, ini merupakan bagian yang harus kita terima, sebagai bangsa, kita harus mengakui, kemiskinan adalah bagian yang melekat bagi bangsa kita...Entah SBY mau mengakui atau tidak, itu urusan dia

Kejadian itu, 15 September 2008, menurut perkiraan saya, berlangsung siang hingga sore (mulai jatuhnya korban)..Menariknya, di tengah kemudahan arus informasi, SBY, pada saat buka puasa, belum menanggapi  hal tersebut (itu yang saya baca dari beberapa koran...) Sepertinya SBY tidak gaptek, tapi mungkin dibuat gaptek oleh orang-orang sekelilingnya...

Berikut Cuplikan Reportase Kegiatan Buka Bersama SBY dari beberapa media massa cetak . Pemilihan cetak, semata-mata rentang waktu cetak ke kegiatan SBY cukup jauh, apalagi dengan saat tragedi terjadi. Apabila naik cetak koran jam 01.00, tanggal 16, maka, rentang waktu dengan awal jatuhnya korban, antara 10 - 12 jam minimal, dan jarak antara awal jatuh korban dengan buka puasa SBY, minimal (anggap kejadian jam 12.00 siang) 5 jam... Seluruh media cetak yang dicuplik, bertanggal 16 September 2008. Mengapa membahas Buka Puasa ini menarik, karena hal itu dilakukan oleh SBY bersama atau minimal melibatkan para pimpinan redaksi media massa... (untuk yang ini, Anda boleh tersenyum kecut, atau pusing, yang penting jangan bunuh diri, kalau pun ingin bunuh diri, biarlah SBY yang melakukannya...Amin)

1. Jurnal Nasional Halaman 1; "Presiden Ajak Masyarakat Berfikir Positif", Anda dapat melihat, dalam keseluruhan berita, tidak ada ucapan yang dikutip wartawan (Jurnal Nasional) dan mengarah bahwa Ia mengetahui tragedi  Zakat di Pasuruan. Kalau tidak salah (mohon dikoreksi bila saya salah) Koran ini milik Demokrat.(?)

2.  Media Indonesia, Halaman 2; "Presiden Gelar Silaturahim Ramadhan". Berita selayang pandang ini, tidak menceritakan apa-apa, kecuali kebenaran terjadi kegiatan Buka Puasa Bersama Presiden di Istana Negara.

3. Koran Jakarta, Halaman 2. "Buka Puasa" caption foto, berisikan foto SBY sedang menyampaikan sambutan, isinya sama, Ia mengajak kita berfikir positif, optimistis, dan berlomba melakukan kebaikan...

Sama sekali tidak ada berita sedikit pun tentang pengetahuan Presiden atas tragedi Pasuruan...

4. Kompas, Halaman 15 ; "Jangan Saling Salahkan, Presiden Ajak Rakyat Berlomba-lomba Berbuat Kebaikan" juga sama sekali tidak ada satu kalimat pun, yang menjadi berita, dan menunjukkan Presiden tahu insiden zakat Pasuruan...

Nah, mari kita lihat di dunia maya...

1. Berita pertama dari detik.com,

http://www.detiknews.com/read/2008/09/15/120532/1006302/10/buntut-bagi-uang-zakat-12-warga-tewas. ditayangkan via detik jam 12.05 siang

2. Berita ini kalau tidak salah yang ke 17 dari berita terkait pada hari yang sama..

http://www.detiknews.com/read/2008/09/15/171333/1006604/10/kapolri-datangi!-jangan-mengundang

Ini perkataan Kapolri, di Istana Negara, saat (akan) bertemu Presiden...jadi...kenapa Presiden diam...

3.  Berita tentang kegiatan buka puasa presiden RI, dengan para duta besar, pimpinan media massa; cetak & elektronik,  di Istana negara, http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2008/09/15/3476.html  

berita ditayangkan pada pukul 19.31 WIB

4.  Berita keempat, penyampaian rasa belasungkawa Presiden atas tragedi Pasuruan 

http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2008/09/16/3480.html

atau dengan kata lain, belasungkawa presiden, via media elektronik jauh lebih lambat dibandingkan reportase dari Media Cetak..Nah Lho...

Berikut beberapa asumsi...

1. Pada saat SBY buka puasa, boleh jadi informasi itu sudah sampai, karena sudah ada pertemuan Kapolri dengan Presiden...lain hal kalau Kapolri menyimpan info ini, maka, jelas ketidaksimpatian Presiden diakibatkan informasi yang "ditutup" oleh Kapolri dll

2. Secara ideal, istana Wi-Fi, gak mungkin dong kalah dengan Taman Monas, maka koneksi internet, adalah hal yang manusiawi...Maka info ini kalau sampai Presiden belum tahu....KETERLALUAN... Atau ia sudah tahu tapi tidak mau mengangkat simpati di Saat BUka Puasa, misal dengan mendoakan mereka yang wafat...Boleh jadi bagi Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, kehilangan 21 orang atau jiwa, dari 220 juta lebih rakyat Indonesia, bukanlah hal yang luar biasa.... (Tega ya...) Bagi presiden, kehilangan nyawa karena bencana alam yang tidak bisa diantisipasi oleh manusia (seperti Tsunami) dan kasus Pembagian Zakat di Pasuruan, mungkin dianggap sama. Pada bagian ini, yang menarik adalah (mudah-mudahan asumsi ini tidak ada) ...ya...semua orang akan meninggal juga tho...masalahnya cara dan waktu... bila ini pijakan berfikir...maka SELAMAT UNTUK KITA SEMUA...ternyata PRESIDEN KITA adalah PRIBADI YANG TANGGUH dan TIDAK PLIN-PLAN atau pun MERAGU untuk melihat RAKYAT-nya WAFAT...dengan apa pun cara dan penyebabnya....

3. Atau...Presiden kembali pada sikap dasarnya...peragu...Sesuatu yang sebenarnya gak masuk akal untuk dijadikan alasan, sebab kehilangan nyawa 21 orang ini, terkait erat dengan kemiskinan, sesuatu yang dibangga-banggakan oleh SBY-JK, dapat dikurangi pada masa pemerintahan sekarang...

4. Belasungkawa Presiden, jauh tertinggal dibandingkan media massa cetak,hal ini menunjukkan, PRESIDEN menganggap HAL INI SEPELE...bahkan, maaf, Ia menunjukkan PERNYATAAN BELASUNGKAWA boleh jadi bukan dari lubuk hati-nya, melainkan karena "TEKANAN BERITA dan IA JADI SERBA SALAH"

Entah...mana yang benar...tentu KEHILANGAN 21 NYAWA tidak Mudah, dan Bagi PRESIDEN adalah HAK DAN TANGGUNGJAWAB dia untuk  MENJELASKAN...

IDE AKHIRNYA SEDERHANA...mana bukti "pengurangan jumlah masyarakat miskin di Indonesia yang dapat dikatakan signifikan padahal terjadi kelesuan ekonomi GLOBAL"

Maka...SBY...kalau ANDA INGIN JAWAB...ANDA KEREN....kenapa KEREN...karena sudah "kepathil" baru Anda angkat bicara

Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun

Semoga siapa pun yang wafat, karena kemiskinan menjerat

dan upaya untuk berubah telah dikerjakan

niat dan laku baik telah dijalankan

semoga SURGA-NYA bersama ANDA sekalian


Bagi kerabat, ujian ini nyata, bagi masyarakat, realitas ini nyata

mari membangun diri kita...kebersamaan, meyakini adanya kebutuhan saling tolong menolong....Go TO HELL with PEMERINTAH dan PARA BAJINGAN yang berseragam...

Mari...hidup Anda...kita ditangan kita masing-masing...INgat...SIAPUN PRESIDENnya, ia tidakmemikirkan RAKYAT...Ia memikirkan NEGARA...karena IA DIGAJI OLEH NEGARA......masalah uang itu hasil PAJAK (yang juga berasal dari keringat kita)...tho ia juga pembayar pajak....

JADI PILIHAN DI TANGAN ANDA...Adalah KEBODOHAN yang MENGERIKAN, mengharapkan SBY, PEMERINTAH dan aparaturnya MENANGGULANGI KEMISKINAN...ingat..mereka manusia biasa seperti kita...dan Ia butuh UANG juga seperti KITA...

KALIMAT KUNCI :

PRESIDEN MEMIKIRKAN NEGARA, KARENA NEGARA YANG MENGGAJINYA... BUKAN KITA (jangan bicara ideal, karena ideal adalah utopia bagi kita saat ini)

Selasa, 16 September 2008

Ahmadiyyah (II) ; Keraguan SBY???

Nah, saat ini, mari kita coba menelusuri secara sederhana, atau meraba-raba, kenapa SBY tidak bersikap secara tegas...






1. TENTANG KEIMANAN AWAL MULA...
Ahmadiyyah sejak lama telah difatwakan oleh MUI bukan-lah Islam melainkan keyakinan lain yang mandiri. Ada pun persentuhan Ahmadiyyah dengan Islam, dalam konteks tertentu, secara pribadi saya menganggap sudah menjadi persinggungan budaya biasa, bukan lagi "pengimplementasian keimanan tertentu" melalui budaya lokal; sebagaimana yang pernah dikerjakan oleh Wali Songo dalam menyebarkan Islam di Jawa. Secara individu, SBY memiliki "darah" ke-Islaman yang kental, terutama dari garis pendidikan ayahnya. Maka, kecil kemungkinan SBY tidak meyakini bahwa terdapat perbedaan mendasar antara Iman Islam dengan Iman Ahmadiyyah.... Lalu...tanya kenapa...?
a. Boleh jadi keengganan SBY semata-mata untuk menyimpan potensi dukungan bagi dirinya, untuk 2009...Mungkin Ahmadiyyah di Indonesia secara jumlah tidak signifikan, tapi secara kualitas penganut, boleh jadi mereka memiliki posisi penting (terutama dalam bidang ekonomi). Maka, keengganan bersikap tegas adalah hal yang boleh menjadi pilihan SBY.
b. Dukungan dari pihak "Islam Moderat" atau Islam Jalan Tengah, JIL dan PRO-Demokrasi yang (menurut saya) untuk hal ini sudah kebablasan. Maka, bagi SBY hal ini perlu ia ambil...Ingat, dari dulu Indonesia memiliki kuantitas muslim yang banyak, tapi bukan KUALITAS, dan SBY harus memanfaatkan ini. Sumbangan asing dari dan untuk LSM atau Gerakan ISLAM LIBERAL/Moderat, juga menjadi pertimbangan. Maka bagi SBY, kaum PURITAN di ISLAM adalah di awang-awang, bukan di INDONESIA...
c. Pengetahuan dan kejujuran SBY bahwa ia memiliki pengetahuan ke-ISLAM-an, yang dalam batasan tertentu lebih cair dibandingkan darahnya... Hal ini membawa konsekuensi ia harus berhati-hati dalam bertindak...dan keputusannya adalah mengambangkan keputusan... SBY melihat, mendengar (seingat saya ia tidak buta dan tuli) serta membaca (ia juga tidak buta huruf) pertentangan mengenai keberadaan Ahmadiyyah dalam Islam di Indonesia...Dan ia, karena seorang Dr...juga harus mengambil kesempatan (baca; keuntungan) bila tidak, ia merugi. ..Bisakah hal ini jadi bumerang? Siapa pun tahu, bumerang bukan senjata orang Indonesia, apalagi orang Jawa, maka bagi SBY, ia tidak akan terkena bumerang. Sikap diam, santun, menjaga tampilan prima ala Jawa adalah senjata-nya.
2. KEKUATAN EKONOMI
Jaringan Ahmadiyyah internasional adalah jaringan yang kaya, atau minimal jauh lebih kaya daripada kekayaan SBY+JK+AB. Nah, faktor ekonomi menyebabkan SBY "maaf" tergagu-gagu dalam memutuskan... Bayangkan pula, apabila ada "investigasi kemudian" ternyata, investasi Inggris di Indonesia, diendorse oleh kalangan Ahmadiyyah, maka ketika SBY mencoba sembuh dari kegaguannya, melalui kuasa pemerintahan Inggris, akan ada semacam penentangan atas ketegasan SBY. Nah bagi SBY, posisi ini tidak menguntungkan...terlebih ia butuh dukungan untuk 2009 (baca; dukungan dana) Maka, membiarkan Ahmadiyyah hidup dan menumpang pada "ISLAM" di Indonesia, dapat mendatangkan keuntungan, minimal sebagai safe deposit box dengan jumlah yang "dapat diminta sesuai dengan kebutuhan"

3 Tabungan Persoalan Politik (sebagai Persoalan Pengalih Perhatian Publik)
SBY mengetahui bahwa posisi pemerintahan yang ia kelola saat ini, secara politis sudah cukup rapuh. Tentu hal ini biasa, sebab 2009 sudah diambang pintu. Pada bagian lain, KPK yang dikomandoi Antasari Azhar; yang pada awalnya ia anggarkan untuk "menyabet" lawan, ternyata malah akan menarik besan...Nah ia butuh pengalih... Terus terang ia sudah melakukan beberapa kegagalan koordinasi "penyelamatan harta pihak ketiga" yaitu melalui kasus Yusril dan Hamid Awwaluddin. Pada Yusril ia berhutang budi, pada Hamid Awwaluddin, ia adalah kesayangan JK...


Maka, pada saat Besan atau ORang Dekat dirinya (contoh Heru Lelono, istrinya Ani Yudhoyono, atau Aulia Pohan disorot) ia dapat mengalihkan perhatian publik dengan kasus Ahmadiyyah. Tentu sederhana, "katakan bahwa Indonesia terbuka untuk siapa pun dan negara melindungi keyakinan individu warga negara (dengan batasan pengertian yang disepakati oleh penguasa)...Jadi, bagi SBY, kasus Ahmadiyyah adalah Intan yang bernilai tinggi. Sejatinya, bagi Muslim yang tidak perlu puritan, apabila Ahmadiyyah mendeklarasikan dirinya sebagai keyakinan independen, di luar Islam, pasti dapat diterima publik
Jadi, jelas, bahwa pilihan mengambangkan masalah atau ketegasan, dalam hal Ahmadiyyah di Indonesia, bagi SBY (dan mungkin pihak think-tank nya) adalah mata air yang tidak akan habis-habisnya....
Sebagai penutup, saya melihat, apabila rekan-rekan Ahmadiyyah, berani mendeklarasikan secara terbuka, bahwa mereka berada pada keyakinan yang baru, bukan Islam, maka saya akan dukung keberadaan mereka, tetapi apabila berusaha tetap berlindung dengan "rumah" Islam, mungkin " secara akademis" saya termasuk orang yang akan menentang, sekalipun dengan keterbatasan ilmu, bukan berada di garis depan...Yang perlu saya ingatkan, janganlah KEYAKINAN REKAN-REKAN TENTANG KEAHMADIYYAHAN YANG PARIPURNA, malah ditunggangi OLEH KEPENTINGAN POLITIK...Ingat, dalam politik (terutama di Indonesia) Agama seringkali jadi ALAT...BUKAN TUNTUNAN

Lalu...apa yang akan kita dapati diakhir...????....menertawakan SBY (O, oo kamu tidak tegas, punya senjata, tak bisa pakai...O...o, kamu ketahuan, kekurangan uang untuk masa depan/2009) ...menertawakan rekan-rekan Ahmadiyyah (secara kecut) karena ternyata mereka dapat ditunggangi kepentingan politisi, atau malah menertawakan diri saya sendiri karena memiliki keimanan dan wawasan keagamaan pas-pasan...jawabannya akan ditentukan oleh waktu..

Wallahu A'lam Bisshowwab

Minggu, 14 September 2008

Tentang Ahmadiyyah...(1)

Awal Ramadhan ini, isu Ahmadiyyah kembali ke permukaan. Hal ini berkaitan dengan diterbitkannya larangan beraktivitas keagamaan bagi pengikut Ahmadiyyah, di Propinsi Sumatera Selatan. SBY, kabarnya juga akan (telah) memanggil Gubernur Sumatera Selatan yang menerbitkan larangan tersebut.
Sesungguhnya, permasalahan Ahmadiyyah akan bermuara pada ketegasan SBY, sebagai Presiden, dan dalam hal ketegasan, kita harus jujur mengakui SBY bukanlah Panglima atau Orang NOMOR SATU...
Sebelum memulai diskusi atau pembicaraan tentang Ahmadiyyah dalam tataran ke-SBY-an, saya ingin menampilkan sebuah HiMBAUAN dari milist tetangga....
Sebuah Himbauan
Kepada Saudaraku Sebangsa dan Se-Tanah Air
Yang Kebetulan Berasal dari Ahmadiyyah



Salam sejahtera,

Pertama, sebagai pribadi, saya mengakui, bahwa adalah hak semua individu untuk memilih ber-Tuhan dan atau tidak ber-Tuhan.

Sebagai kelanjutan hak tersebut, memilih ber-Tuhan dengan nama tertentu adalah hak dari tiap individu…Maka adalah hak dan pilihan individu, baik saya untuk memilih Islam sebagai agama saya, atau seorang Kristiani memilih agama Kristen, dll. Tiap agama pada akhirnya akan memiliki persyaratan tertulis maupun tidak tertulis berkaitan dengan keyakinan yang dianut agama tersebut. Pada tataran Islam, Nabi Muhammad sebagai Rasul dan Nabi terakhir, adalah final sebagaimana terpilihnya Isa sebagai Juru Selamat bagi Kristiani..

Tentu, hal ini amat berkaitan dengan keyakinan, dan ditegaskan bahwa iman kepada nabi dan rasul adalah bagian dari rukun iman di agama Islam. Maka, pada titik ini, apa yang dianut oleh saudara-saudara Ahmadiyyah (meyakini Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi), adalah hal yang di luar dari iman Islami.

Kembali, mengingat adalah hak individu untuk memilih agama atau keyakinan masing-masing, maka mohon dihargai juga keyakinan umat Islam (termasuk saya yang muallaf), yang meyakini bahwa Iman kepada Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul terakhir adalah hal yang final…

Yakinlah, di Indonesia, siapa pun bebas beragama (bahkan untuk tidak beragama). 

Sebutlah dan tegaskan Tuhan dan Iman berdasarkan ajaran Anda, jangan berlindung atau mencobai daerah abu-abu….Ingatlah, tidak sedikit agama dan ajaran agama di Indonesia yang hidup dan berani berdiri atas kaki mereka sendiri, seperti Konghucu, Taoism, dll.

Mengapa tidak yakin dengan agama dan diri Anda Sendiri…Biarkan Tuhan Anda menilai, kebenaran dan ketidakbenaran Iman yang Anda pilih (sebagaimana kami pun melakukan kepasrahan yang sama), tapi tolong berikan identitas yang jelas, dan jadikan itu pembeda, karena sesungguhnya, tiap-tiap kita dirahmati untuk memiliki keunikan masing-masing… kenapa tidak berterus terang, bahwa keunikkan adalah hal yang memang tidak mungkin untuk dijadikan sama rata (hal ini membuat keunikan menjadi hal yang tidak unik)..


Secara keuangan, golongan Anda telah mandiri, bahkan memiliki jaringan TV satelit sendiri, lalu kenapa masih ragu memproklamasikan diri Anda sendiri, atau Anda telah kehilangan diri Anda…

Sekali lagi saudara-saudara-ku dari Ahmadiyyah, kebetulan kita sebangsa dan se-tanah air, maka kita pun tahu bahwa di antara kita telah ada perbedaan, mengapa tidak cukup persamaan kita adalah sebangsa dan setanah air, serta perbedaan kita di keyakinan. Tunjukkan diri Anda apa adanya karena dengan itu Anda dianggap ada, selagi Anda bersembunyi, saat itu identitas diri Anda hilang, dan Anda hanya terlihat sebagai bagian dari individu yang terombang-ambing, memiliki keyakinan tapi tidak memiliki keberanian untuk mengetengahkan keyakinan sebagai bagian dari diri Anda. Lebih parah lagi, apabila keberadaan atau ketidakberadaan Anda, ditunggangi oleh kepentingan politik, tentu memilukan, tetapi apabila Anda yang menunggangi kepentingan politik di Indonesia, secara pribadi, saya terbuka dan mau belajar banyak dari Anda.



Terima Kasih




William

Bagi rekan-rekan Ahmadiyyah dan atau Non Ahmadiyyah yang berkeberatan dengan tulisan ini, dapat langsung menghubungi saya ke alamat di bawah ini :


Email : 
ahmadiyyahagamabaru.kenapatakut@yahoo.co.uk




Jumat, 12 September 2008

Serupa Tapi Tak Sama...SBY - SUHARTO (1) Tata Niaga

Akhir-akhir kita dibombardir dengan berita mencengangkan...(zaman SBY)

1. Padi Supertoy HL2 atau H2L yang jelas Heru LeLono, lengkap dengan pembakaran padi kopongnya
2. Heboh pembebasan gula rafinasi ke pasar akhir atau konsumen langsung, lengkap dengan pembuangan gula di daerah Jawa Timur (Madiun?)


Pada zaman dahulu kala... (SUHARTO)

1. Gudang cengkeh di beberapa daerah di Indonesia, dibakar oleh para petani cengkeh (seperti di Buleleng, Temanggung;sayangnya saat itu belum ada internet dan media dikontrol pemerintah).. karena kebijakan Tataniaga Cengkeh oleh BPPC (ala Tommy Soeharto), sekitar tahun 90-an awal.
2. Petani jeruk di Pontianak membuang jeruk mereka ke laut karena jeruk tidak dapat dikirim ke Jawa, karena pengiriman semua dikuasai oleh (maaf, lagi-lagi Tommy)...Harga jeruk pontianak jatuh..antara 93-96...



Mari kita telaah dengan sederhana (sekalipun tidak seksama)


Pada tataran SUHARTO, "kelepasan" ditengarai berdasarkan "kasih sayang" yang berlebihan terhadap Hutomo Mandala Putra...yang sebagai anak bungsu, dianggap anak emas...Jadinya, apa yang ia inginkan dikabulkan oleh Suharto, ayahanda biologisnya...

Maka...seandainya ada anak petani dan keturunan petani cengkeh, yang tiba-tiba, tanpa sengaja melampiaskan dendam kepada Tommy Soeharto, saya rasa wajar dan bijaksana untuk kita menerimanya... Bayangkan, dalam hitungan sebagai DOP masih bisa membunuh...gonta-ganti perempuan...keren kan...tapi siapa ya... yang mau jadi martirnya..


Begitu juga pada Mobil Nasional, atau Jeruk Pontianak, semua karena "kasih sayang" maka lihatlah...kasih sayang tidak hanya dapat membesarkan jiwa seseorang...tapi juga "menewaskan atau minimal mencederai" ratusan atau puluhan ribu orang lain...

Itu jaman dahulu.../harto (baca : persetan) dengan itu semua... maka sebaiknya kita ingat, bahwa sejarah akan berulang... Pemilik kekuasaan, dalam konteks indonesia akhir-akhir ini...lebih dekat ke tiran, bukan pengayom..

Mari cermati kiprah SBY

Padi Supertoy, buatan Touyong yang (mungkin) dibiayai atau disponsori oleh Heru Lelono (Komisaris PT SHI), ternyata merugikan para petani...

Bayangkan...para petani dijadikan kelinci percobaan untuk bibit yang sebenarnya biasa-biasa saja... Mereka yang lemah (bahkan kabarnya karena ditekan Bupati Purworejo...ya bisa apa...?), dan cenderung bodoh (maaf) dijadikan kelinci...

Parahnya lagi...ternyata S3 SBY di ekonomi pertanian IPB (?) Ha...ha...ha...Rupanya ia mempelajari pertanian untuk "memanfaatkan (maaf) kebodohan para petani Indonesia....Agar rapi...ya Heru Lelono jadi bumper.... Jelas...kata-kata "I am not scientist, myself = I am (to be honest) a devilish scientist"..hiks


Itu dari Supertoy

Nah Gula Rafinasi (refinery) dari Luar, bisa masuk ke pasar rakyat...entah siapa yang salah (Bu Marie Elka dan Anton Apriantono...ada pendapat?)

Entah siapa yang mendapat keuntungan...di TV, terakhir ada penyegelan gudang berisi puluhan ribu ton gula senilai triliunan...ha...ha...ha...ongkos politik 2009 (baca : tabungan)

Tentu, persamaannya adalah pada kasih sayang... SUHARTO menampilkan kasih sayang kepada anaknya secara berlebihan...dan maaf SBY menampilkan kasih sayang kepada bangsa Indonesia....bahwa program kerjanya belum dapat ia selesaikan semua... butuh satu kali masa lagi...serta ONGKOS POLITIK YANG TRILIUNAN..Boleh dong nabung sedikit demi sedikit (maaf, tertawa tawar, senyum kecut...; o, o, kamu ketahuan.........)


Masalahnya...Kasih Sayang mereka berdua, mencelakakan lebih banyak orang dibandingkan menguntungkan segelintir orang....tapi apa lacur...SAH tho...


Perbedaannya hanya pilihan subyek tindakan, tapi substansinya relatif sama...kekayaan untuk pihak terdekat jauh lebih dibutuhkan dibandingkan mensejahterakan masyarakat...

Jadi kenapa tidak pilih Tommy Soeharto untuk jadi Presiden 2009...Lebih jujur dibandingkan SBY...serigala adalah serigala...dan maaf, bukan serigala berbulu domba....

Bagi keduanya...masyarakat Indonesia hanya-lah obyek...maka perlukah kita pemimpin untuk negeri ini? Masih, percaya sama SBY?...ha...ha...ha...


DISCLAIMER : Semua Nama, Alamat, Tempat, Kejadian, atau Apapun yang tertulis dalam tulisan ini semata-mata hanya untuk tulisan ini. Terjadinya persinggungan nama, alamat, tempat, kejadian atau apapun yang tertulis dalam tulisan ini dengan kejadian di dunia nyata adalah hal yang tidak disengaja. Tulisan ini dibuat semata-mata untuk memberdayakan proses pembelajaran membaca, baik secara bahasa maupun sastra ; aliran bebas tak beraturan. Kritik dan Lelucon yang hadir, semata-mata guna memberdayakan diri kita untuk lebih dapat melihat kenyataan sebagai kenyataan. Amin. Tulisan ini dapat dikutip, oleh siapa pun juga, di mana pun juga, secara bebas, seluas-luasnya, demi kepentingan terselenggaranya proses pembelajaran membaca secara benar di dunia ini, dengan mencantumkan alamat blog ini sebagai bentuk apresiasi alamiah atas ide penulis.
Apresiasi dari pembaca baik berupa kritik, cacian, dorongan, keberatan atau apapun juga dapat dilayangkan ke ganggang.birulaut@gmail.com



Minggu, 10 Agustus 2008

SBY...Sutrisno Bachir...Yess!!!

Sejujurnya...saya gak sengaja naik angkot T19...Depok - TMII...padahal saya cuma mau turun di Kober...menyambangi teman lama

Entah sedang beruntung atau sedang sial (Anda tentukan sendiri pilihan menurut tingkatan kepercayaan dan kedalaman Anda atas kepercayaan Anda masing-masing)...Dalam Angkot ada dua orang yang sedang bercerita...tanpa simbol apa pun... Ini yang saya simak

A (anggaplah A)
Kalo menurut gue sih SBY tamat...yang tuwir-tuwir kelar deh...
B (anggaplah B)
Ah...gak mungkin...pede amat Lu!!!...SBY masih kuat...apalagi kalo JK jadi ngedukung die...SBY sekarang dah kaya, ya...melalui bini-nya lah.. ditambah GOLKAR...bahkan Partai Kesejahteraan Selalu pun belum tentu mampu ngalahin kekayaannya Golkar...

A.
Gila lu...masih sempat ngenyek partai orang...gua gak pede..sebab gua yakin yang jadi tetap SBY
B.
Maksud Loe...yang bener dong kalau ngomong...


A.
Noh..lu lihat tuh (sembari menunjuk ke gambar kader PAN di bilangan Margonda)...SBY jadinya
Sutrisno Bachir....Yess!!!
B
Ah...mimpi lu!!! gua kirain lu serius...


Secara pribadi, saya cuman menahan senyum, mau ketawa takut dikira sok tahu (padahal sih emang) mau nimpalin...bentar lagi bakal turun...


Jujur, gara-gara si A dan si B, saya jadi ngeh bahwa di Depok lagi ada kampanye... yang menarik adalah...SBY masih dianggap sakti...padahal pelesatannya sudah bejibun...contoh aja...(maaf) Saya Bukan Yesus...(pada gagal 100 hari pertama) atau Saya Bukan Yahudi (guna mendapatkan suara pada PILPRES II, 2004 kemarin)...tapi...entah salah satu atau dua orang tadi kader PAN (atau malah keder karena PAN) menunjukkan bahwa PAN belum memiliki tagline yang ampuh...apalagi Sutrisno Bachir

Kalau cuman copycat mah...(kalau mereka berdua kader PAN) maka jangan-jangan kebijakan Sutrisno Bachir...cuman copycat SBY...kalau begitu...tinggal tunggu waktu-nya...kejual deh negara...(alasan JK...mungkin karena harga pasaran lagi bagus, kalau lagi jelek, siapa yang berani beli...)


Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun


DISCLAIMER : Semua Nama, Alamat, Tempat, Kejadian, atau Apapun yang tertulis dalam tulisan ini semata-mata hanya untuk tulisan ini. Terjadinya persinggungan nama, alamat, tempat, kejadian atau apapun yang tertulis dalam tulisan ini dengan kejadian di dunia nyata adalah hal yang tidak disengaja. Tulisan ini dibuat semata-mata untuk memberdayakan proses pembelajaran membaca, baik secara bahasa maupun sastra ; aliran bebas tak beraturan. Kritik dan Lelucon yang hadir, semata-mata guna memberdayakan diri kita untuk lebih dapat melihat kenyataan sebagai kenyataan. Amin. Tulisan ini dapat dikutip, oleh siapa pun juga, di mana pun juga, secara bebas, seluas-luasnya, demi kepentingan terselenggaranya proses pembelajaran membaca secara benar di dunia ini, dengan mencantumkan alamat blog ini sebagai bentuk apresiasi alamiah atas ide penulis.
Apresiasi dari pembaca baik berupa kritik, cacian, dorongan, keberatan atau apapun juga dapat dilayangkan ke ganggang.birulaut@gmail.com

Minggu, 13 Juli 2008

Canda Garing 0004

Belajar Telanjang Dari Percakapan KYR dan AS

Catatan

Tulisan ini dibuat tidak berdasarkan prinsip ilmiah, tapi hanya mencoba menggunakan nalar yang telah diberikan oleh Sang Pencipta kepada manusia. Penulis tidak dapat bertanggungjawab atas perasaan, kejengkelan, serta emosi siapa pun yang telah membaca tulisan ini. Pertanggungjawaban tulisan akan terhenti pada tulisan dan jawaban atas bantahan yang telah dituliskan oleh penulis. Pada bagian lain, hal ini merupakan apresiasi penulis, bahwa dalam kesempurnaan penciptaan manusia, terdapat tugas untuk berfikir, dan manusia adalah mahluk berfikir (cogito ergo sum), terima kasih.

Pada tanggal 17 Juni 2008), tepatnya pada acara Suara Anda, Metro TV menayangkan “kepasrahan Kemas Yahya Rahman atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Jamwas untuknya”. Pada berita sebelumnya Kemas mengakui bahwa apa yang dilakukan oleh Kemas Yahya Rahman adalah bentuk keinginan dirinya menyampaikan informasi kepada anggota masyarakat yang membutuhkan informasi dari dirinya dan atau kejaksaan agung… Sebagai seorang yang sering menggunakan telpon, baik untuk memberikan konsultasi kepada klien atau bersilaturahmi, maka saya ingin mencoba menelaah secara sederhana percakapan KYR dan AS

Data bisa ditemukan di http://www.banjarmasinpost.co.id/content/view/35859/448/

PERCAKAPAN DENGAN KEMAS YAHYA RAHMAN

Arthalyta : Halo

Kemas : Halo

Apabila percakapan ini benar, dapat dianggap penelpon pertama adalah Arthalyta. Maka, sebagai seorang Jaksa dan telah mendapatkan kedudukan yang cukup, Kemas Yahya Rahman adalah seorang yang dermawan, yang berani membagikan nomor telpon ke masyarakat luas…Bandingkan dengan kebiasaan kebanyakan dari kita (termasuk penulis) yang hanya memberikan nomor telpon (apakah direct line maupun cellular phone) kepada kalangan terbatas. Hal ini menunjukkan transparansi Kemas Yahya Rahman…dalam artian ia benar-benar orang yang sangat menghargai keterbukaan dan persahabatan…Hangat…atau karena Arthalyta (?).

Banyak dari kita, terutama penjabat yang mengganggap, memberikan nomor telpon pribadi secara serampangan dan sembarangan kepada orang lain adalah kebodohan, maka, jelas bagi kita, bahwa Arthalyta, bagi Kemas Yahya Rahman, bukanlah orang sembarangan. Pada bagian lain, tidak mungkin kalau kita anggap Kemas Yahya Rahman bodoh, sebab ia adalah seorang staff ahli Jaksa Agung di Kejaksaan Agung. Kita yang berfikir positif tentu akan mengakui bahwa Hendarman Supandji bukanlah seorang jaksa yang bodoh, dan rela mengambil seorang yang bodoh (yang lain) sebagai staff ahli di lingkungan kerja yang ia pimpin atau bahkan untuk dirinya.

Arthalyta : Ya, siap

Kemas : Sudah dengar pernyataan saya? Hehehe…

Arthalyta : Its good, very good

Kemas : Jadi tugas saya sudah selesai, hehehe…

Arthalyta : Siap, tinggal…

Kata “siap” yang diucapkan oleh Arthalyta menunjukkan bahwa “bergaul” dengan aparat bukanlah hal yang luar biasa baginya. Ia ingin mengidentifikasikan dirinya dengan lawan bicara (Kemas Yahya Rahman). Secara pribadi, saya menemukan kata siap dalam pembicaraan telpon yang saya lakukan, biasanya ketika saya sedang berbicara dengan teman-teman kuliah saya yang kebetulan bekerja sebagai polisi dan atau di komisi pemberantasan korupsi. Pada bagian lain, siap menunjukkan bahwa Arthalyta ingin diposisikan tidak berbeda dengan KYR, sekalipun ia adalah individu yang memberikan gratifikasi, bukan yang menerima.

“Sudah dengar perkataan saya?. hehehe

I II

(anak) Kalimat I menunjukkan bahwa KYR ingin segera menyampaikan apa yang telah ia perbuat kepada lawan bicaranya, dan penuh keyakinan bahwa lawan bicara memiliki rasa keingintahuan yang tinggi atas apa yang telah ia lakukan[1] . Pada bagian lain, kita dapat pula berasumsi bahwa tindakan yang dilakukan memang telah “sesuai dengan pesanan” Ayin kepada dirinya…tentu akan memilukan apabila pesanan itu terjadi tanpa ada “janji” atau pun imbuhan “tanda jasa” setelah pesanan dikerjakan.

He..he..he, pada (anak) kalimat II dapat diartikan bahwa kegiatan yang KYR lakukan, bukanlah kegiatan yang sulit atau rumit. Mudah, bahkan ia dapat memberi kabar kepada si “pemberi pesanan” dengan tertawa atau nada ringan (kalau tidak dapat dikatakan riang). Pada bagian lain, ini dapat mengisyaratkan “nah, kemauan lu dah gua kerjain…jangan lupa jatah gua”.

Arthalyta : It’s good, very good

` I II

Penggunaan bahasa Inggris sebagai jawaban atas pertanyaan berbahasa dapat merepresentasikan satu dari beberapa hal di bawah ini :

i. Arthalyta Suryani (Ayin atau AS) telah mengetahui sedikit banyak tentang kemampuan diri KYR. Sederhananya, tentu seorang Jampidsus, bisa-lah bahasa Inggris. Tentu itu secara awam, secara tidak awam, AS telah mengenal moda berbicara atau bercakap-cakap ala KYR. Apabila hal ini benar maka pengakuan KYR tidak kenal dekat dengan Ayin adalah fitnah.

ii. AS ingin menunjukkan apresiasi yang di luar dari kebiasaan yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan KYR bukanlah hal yang biasa, sehingga ia mengapresiasi dalam bahasa Inggris.

iii. Kemampuan bahasa Inggris yang ditunjukkan Ayin, menggambarkan bahwa ia perlu mengimbangi “kepangkatan” KYR. Sekalipun bukanlah hal yang luar biasa di negeri ini, bahwa hukum bisa dibeli, dalam artian di negeri ini bukanlah presiden yang memimpin, tapi pengusaha-lah yang menjadi penguasa.

(anak) Kalimat I, menunjukkan bahwa AS mengapresiasi sekaligus berterima kasih atas apa yang telah dilakukan oleh KYR.Apresiasi ini dapat ditengarai bahwa apa yang dilakukan oleh KYR – secara minimal – telah memenuhi pesanan dan atau keinginan AS[2]. Selain itu, AS juga telah (mengharapkan) tidak hanya mengetahui tindakan dari KYR. Sementara (anak) kalimat II menekankan bahwa tindakan KYR memang diapresiasi dengan baik dan seksama oleh Ayin dan atau Ayin ingin menegaskan bahwa perbuatan itu melebihi dari ekspektasi yang pernah ia kemukakan (mungkin) kepada KYR berkaitan dengan “kepentingan” yang menyebabkan ia mendatangi kejaksaan agung.

Kemas : Jadi tugas saya sudah selesai, hehehe…

I II

Perkataan KYR ini dapat dianggap mewakili satu dari beberapa asumsi di bawah ini :

i. (anak) Kalimat I menunjukkan bahwa selain Hendarman Soepandji, KYR juga “bekerja” dan atau “memiliki boss” yang lain.

ii. Tugas ini merupakan kata kunci yang dapat dijadikan jangkar untuk mengetahui isi pertemuan antara KYR dengan AS, tentu hal ini hanya dapat dibuktikan apabila KYR maupun AS memiliki kejujuran, sesuatu yang jarang dimiliki oleh para “tersangka”

iii. Laporan ini menunjukkan bahwa apa yang ia lakukan tidak bersifat tanpa pamrih… Tugas saya sudah selesai menunjukkan pemenuhan kewajiban yang pada titik tertentu berimplikasi pada peluang atas “penerimaan hak”. Apakah dan berapa hak tersebut, hanya para jaksa yang terlibat dan Ayin yang tahu, tentu dengan Tuhan YME apabila salah satu dan atau kedua-nya masih mengakui keberadaan Tuhan YME.

iv. Sementara, (anak) kalimat II, menunjukkan bahwa keriangan atas penyelesaian tugas, akan mendapatkan “Keriangan” yang lain (gratifikasi dan atau “Upah”) dari AY

v. Atau ingin menunjukkan kepada AY, bahwa tugas yang ia berikan kepada KYR, “too simple” or “the most easiest things to be done by him” oleh seorang Jampidsus seperti dirinya. Mungkin dengan ejekan lain “rasain lu…masalah begini diserahin ke gua…nyaho kan ..nah…bayar…!!!

Arthalyta : Siap, tinggal…

Kata “Siap”, menunjukkan bahwa Ayin, telah mengetahui konsekuensi logis dari “tugas yang telah diselesaikan oleh KYR dan dinilai “very good” oleh Ayin. Tentu konsekuensi tersebut, sebagai masyarakat awam kita tidak tahu menahu dalam bentuk apa, tapi yang pasti bukan “Sorga” karena itu masalah Tuhan, tapi bukan tidak mungkin dalam bentuk perjalanan haji, (tentu beserta biaya dan ongkos jalan-jalannya) , dan tentu bukan jenjang kepangkatan, sebab untuk jenjang kepangkatan, akan lebih baik KYR mengabdi secara total kepada Hendarman Soepandji. Walhasil, “imbalan” bagi KYR dan merupakan “konsekuensi/ kewajiban” bagi adalah hal yang “hanya diketahui oleh Tuhan (dengan Nama Apa-pun Ia disebut), Arthalyta Suryani dan Kemas Yahya Rahman. Atau paling mentok, beberapa pihak dekat dengan Ayin, seperti boss-nya (Joker), atau jaksa-jaksa yang mengurus perkara terkait (?)…

Kata “tinggal” yang terpotong (ditandai dengan symbol ...) menunjukkan bahwa sekalipun Ayin telah puas dengan apa yang telah dilakukan oleh KYR, Ayin tetap menganggap bahwa masih ada pekerjaan yang belum tuntas, dan atau (boleh jadi) sesuai dengan permintaan Ayin kepada KYR sebelumnya (wallahu a’lam bisshowwab)… Atau kata “tinggal” secara minimal dapat berarti sesuatu “yang belum tuntas” dan diketahui secara bersama oleh kedua belah pihak (dalam hal ini AS dan KYR). Atau, AS, secara spontan, karena menganggap KYR merupakan bagian dari individu “yang bekerja” untuk dirinya…ingin menambah “beban kerja yang baru” (hal ini mungkin dapat kita “cium” dari potongan pembicaraan selanjutnya)… Hal yang tidak bisa dipungkiri secara awam adalah, pola pertukaran informasi dari keduanya (KYR – AS) secara telanjang dapat diidentifikasi sebagai pembicaraan antara kedua orang yang telah cukup mengetahui persoalan yang sedang mereka bicarakan (kalau untuk dikatakan “kenal dekat” terlalu telanjang).

Secara sederhana, seorang pegawai negeri memiliki dua boss bukanlah hal yang baru di negeri ini. Gampangnya, ajudan Ayin ternyata berpangkat sersan kepala, tentu hal ini menunjukkan bahwa pengusaha dapat membeli siapa pun di negeri ini, termasuk jaksa. Pada bagian lain, hal ini adalah logis, mengingat korupsi BLBI yang triliunan rupiah, sementara Jaksa yang memutuskan perkara, hanya mendapat gaji yang biasa-biasa saja. Kita tidak dapat memungkiri, bahwa keinginan untuk mencicipi kue ini adalah hal yang amat manusiasi. Sekalipun, pada titik tertentu kejujuran kita akan mengatakan bahwa manusia yang melakukan itu adalah bajingan (untuk para bajing, mohon maaf, mudah-mudahan Anda tidak merasa direndahkan oleh kalimat “bajingan” yang sering dinisbatkan kepada manusia yang mengedepankan nafsu hewani dibandingkan nurani yang ia miliki).

Kemas : Sudah jelas, itu gamblang, tidak ada permasalahan lagi

Ucapan yang memotong dari KYR dapat dianggap sebagai bagian dari pengetahuan KYR tentang apa yang akan dikatakan oleh Ayin selanjutnya. Seingat saya KYR bukanlah DUKUN dan tidak pernah beriklan atau mengiklankan dirinya sebagai PARANORMAL, maka…aktivitas ini menunjukkan proses pertukaran informasi (apapun bentuk dan isinya) adalah hal yang sudah biasa di antara keduanya. Bagi KYR, semua sudah final…tidak ada permasalahan lagi…Apakah hal ini semata-mata merujuk ke terbitnya Penghentian Penyidikan BLBI yang mengikutsertakan AS atau pimpinannya, atau malah berasumsi bahwa “apa pun, telah diselesaikan…maka…bagian dirinya yang sekarang harus didiskusikan…”

Arthalyta : Bagus itu

Kemas : Tapi saya dicaci maki, sudah baca (koran) Rakyat Merdeka nggak?

AS mengapresiasi apa yang dikatakan dan (telah) dilakukan oleh KYR. Tapi sayangnya, KYR juga menyelipkan “perjuangan dia yang sudah lebih dari apa yang diberikan (?) oleh AS kepada KYR. Kata-kata “tapi saya dicaci maki, sudah baca (Koran) Rakyat Merdeka nggak? Bagi KYR, apa yang diberikan sudah melewati ekspektasi yang diminta oleh AS. Guna menekankan perjuangan tersebut, ia menyebutnya dalam percakapan dengan AS.

Arthalyta : Ah, Rakyat Merdeka mah nggak usah dibaca

Kemas : Bukan, saya mau dicopot, hahaha… Jadi gitu ya

Keberuntungan kita kali ini adalah tanggapan dingin AS, yang mengatakan bahwa Rakyat Merdeka tidak pelu dibaca... Hal ini memancing kepada kalimat “Bukan, saya mau dicopot, ha…ha…ha…. Tertawa KYR ini menunjukkan bahwa ia bukan-lah individu yang dapat dicopot secara sembarangan…Hal ini dapat kita buktikan bahwa Hendarman Soepandji tidak dapat memberhentikan dia, malah mengapreasi dirinya sebagai Staff Ahli Kejaksaan Agung. Boleh jadi hal ini mengindikasikan bahwa Hendarman Soepandji ingin belajar “mencari kelebihan” melalui jabatan sebagaimana yang dilakukan oleh KYR(?) atau bagian dari pengakuan bahwa dirinya (Hendarman Soepandji) tidak seexpert KYR. Hal ini seingat saya tidak hanya berlaku bagi KYR, melainkan juga M.Salim, yang bersama KYR diangkat menjadi staff ahli Kejaksaan Agung. Jangan-jangan nanti Untung Udji Santoso juga diangkat sebagai “staff paling ahli” di kejaksaan Agung…Wallahu A’lam

Arthalyta : Sama ini Bang, Saya mau infokan.

Kemas : Yang mana?

Arthalyta : Masalah si Joker

Kemas : Oh nanti, nanti, nanti

Arthalyta : Oh nggak, itu kan saya perlu jelasin Bang,

Kemas : Nanti, nanti, nanti, tenang aja

Naasnya, bagi AS, permasalahan ini masih belum tuntas, dan kembali menunjukkan “kehangatan hubungan” antara AS dengan KYR… Ungkapan ini dapat kita cermati pada “Joker”. Kecuali bagi pemain kartu, Joker berarti musuh dari Batman (DC Comics). Batman pembela keadilan dan Joker adalah penjahat. Jelas bahwa keduanya lebih memilih untuk berhubungan dengan penjahat (ha..ha…ha..; ya jelas, penjahat lebih berani membayar mahal dibandingkan negara…hiks). Tapi dalam hal ini, yang ingin saya tekankan adalah Joker bagian dari “sesuatu yang telah diketahui oleh mereka berdua” maka siapa pun Joker, tentu keduanya sudah tahu, kalau tidak ia akan mengatakan nama aslinya…Atau saya juga penasaran, jangan-jangan di Akte Kelahiran Djoko Chandra, nama asli yang diberikan kedua orang tua-nya adalah Joker…wuih…keren…

Keinginan KYR untuk memotong pembicaraan dan keinginan AS untuk tetap meneruskan pembicaraan menunjukkan bahwa “telah terjadi pembicaraan yang berkesinambungan antara keduanya, dan permasalahan yang didiskusikan antara mereka berdua lebih dari sekadar penuntasan kasus yang sedang diurus oleh AS”

Arthalyta : Hari Selasa saya mau ke situ

Kemas : Nggak usah, nggak usah. Itu gampang itu. Nanti..nanti. Saya sudah bicarakan dan sudah ada pesan dari sana . Kita…

Arthalyta : Iya, sudah

Kemas : Sudah sampai itu

Arthalyta : Iya, tapi begini Bang.

Kemas : Jadi gini..gini… Ini sudah terlanjur kita umumkan. Ada alasan lainnya jadi sudah ada dalam perencanaan.

Kata-kata situ dapat merujuk ke individu atau lokasi tempat KYR bertugas. Apabila hal ini merujuk ke diri KYR, jelas dan semakin telanjang bahwa keduanya telah memiliki hubungan yang baik. Mungkin hubungan baik ini perlu ditiru oleh pihak-pihak yang sedang bertikai di dalam suatu parpol tertentu, yaitu dengan catatan, jadikanlah uang sebagai alat negoisasi… Situ juga menunjukkan bahwa lokasi atau individu yang dituju telah lama dikenal, apabila tidak ia akan merujuk ke (misalnya) kantor bapak, kejaksaan atau menemui bapak.

Tapi kata Bang, yang mungkin singkatan dari Abang (kakak laki-laki) merujuk bahwa hubungan ini tidak hanya dekat, tetapi seperti saudara. Apabila KYR memang memiliki hubungan darah dengan AS, tidak heran kalau ia juga akan “ikhlas” berdarah-darah untuk membela saudarinya. Apabila hal ini benar, maka kita tidak perlu heran apabila KYR memiliki kekayaan yang di atas rata-rata jaksa di Indonesia , sebab, adik KYR (Ayin) adalah pengusaha sukses (?)

Pada bagian lain, kedekatan juga dapat menunjukkan keintiman Ayin kepada KYR, di Indonesia memanggil kekasih dengan sebutan Mas, Bang (untuk laki-laki) adalah hal yang biasa, sebagaimana seorang laki-laki memanggil “Dik” perempuan yang ia kasihi. Jelas bahwa ketidakdekatan antara keduanya harusnya sudah terbantahkan dengan isi percakapan di antara mereka berdua.

Terakhir, kata perencanaan, menunjukkan bahwa apa yang telah dilakukan oleh KYR (maupun dkk) adalah hal yang telah rapi, ia menegaskan bahwa apa yang dilakukan bukan di luar dari pengetahuan dirinya. Kata terlanjur, merupakan bagian yang perlu dijelaskan, apakah terlanjur semata-mata pada pengumuman tentang penghentian penyidikan atau ada hal lain seperti misalnya terlanjur saying…karena uang yang sudah di depan mata, atau karena kekasih yang meminta…wallahu A’lam.

Akhirnya, ketelanjangan hubungan antara Kejaksaan dan atau penegak hukum dengan penjahat, adalah hal yang memilukan (karena para pelaku tidak pernah dan tidak akan merasa malu). Akankah ketelanjangan ini berhenti, atau Hendarman Soepandji, sebagai Jaksa Agung juga ingin bertelanjang dada, memasang badan atas kasus ini. Secara pribadi, saya hanya tertarik apabila AS yang bertelanjang dada…(maaf, menurut saya ini normal, mudah-mudahan juga menjadi alat untuk membayangkan masa muda AS…hiks).

Maka, saat ini, mulailah kita membuka mata, bahwa mempercayai penegak hukum di Indonesia , adalah hal yang hampir dapat dikatakan tidak masuk akal…Boleh jadi peringkat ketidak masuk akalan ini hanya satu tingkat di bawah kepercayaan kita (apabila kita lakukan) terhadap Dukun (A udzu billahi min dzalik)

Sebagai penutup, untuk membuka ini semua, adalah wajar apabila pengadilan tipikor meminta keterangan dari para ahli bahasa; terutama yang memiliki keahlian linguistik, terlebih khusus pada linguistik terapan. Hal ini (mudah-mudahan) dapat membuka mata para penjahat, bahwa yang dapat membuka kejujuran tidak hanya “lie detector” melainkan kata-kata dari diri mereka sendiri. Penting sekali untuk saya tekankan bahwa penuntasan ketelanjangan ini, dapat mengungkapkan betapa kita (terutama penegak hukum) lebih biasa untuk menerima kejahatan sebagai kejahatan apabila mereka tidak terlibat di dalamnya, apabila mereka terlibat, maka mereka melihat itu sebagai perjuangan mereka dalam bentuk lain…Inna lillahi wa Inna Ilaihi Rojiun….




[1] Hal ini boleh dirujuk kepada pernyataan KYR, yang mengatakan ia pernah bertemu dengan Ayin dan Ayin menginginkan informasi (atau hal yang lebih dari itu) tentang perkara BLBI, disini yang dijadikan rujukan adalah “masyarakat menginginkan informasi, dan tugas saya untuk memberikan informasi tersebut”…(kira-kira begitu pernyataannya) ,

[2] Kembali, perlu “dikejar” dengan jelas, pertemuan Ayin – Kemas sebelum pembicaraan telpon ini berlangsung, semoga hal ini tidak menjadi rahasia Tuhan…

DISCLAIMER : Semua Nama, Alamat, Tempat, Kejadian, atau Apapun yang tertulis dalam tulisan ini semata-mata hanya untuk tulisan ini. Terjadinya persinggungan nama, alamat, tempat, kejadian atau apapun yang tertulis dalam tulisan ini dengan kejadian di dunia nyata adalah hal yang tidak disengaja. Tulisan ini dibuat semata-mata untuk memberdayakan proses pembelajaran membaca, baik secara bahasa maupun sastra ; aliran bebas tak beraturan. Kritik dan Lelucon yang hadir, semata-mata guna memberdayakan diri kita untuk lebih dapat melihat kenyataan sebagai kenyataan. Amin. Tulisan ini dapat dikutip, oleh siapa pun juga, di mana pun juga, secara bebas, seluas-luasnya, demi kepentingan terselenggaranya proses pembelajaran membaca secara benar di dunia ini, dengan mencantumkan alamat blog ini sebagai bentuk apresiasi alamiah atas ide penulis.
Apresiasi dari pembaca baik berupa kritik, cacian, dorongan, keberatan atau apapun juga dapat dilayangkan ke ganggang.birulaut@gmail.com



Technorati Profile