Rabu, 17 September 2008

TRAGEDI PEMBAGIAN ZAKAT DI PASURUAN ; SBY TIDAK BERSIMPATI?

Sebelumnya, izinkan kami bersimpati, kepada seluruh keluarga korban, baik yang tewas maupun luka-luka pada pembagian zakat di kediaman H. Syaikhon, Pasuruan..

Suka atau tidak suka, ini merupakan bagian yang harus kita terima, sebagai bangsa, kita harus mengakui, kemiskinan adalah bagian yang melekat bagi bangsa kita...Entah SBY mau mengakui atau tidak, itu urusan dia

Kejadian itu, 15 September 2008, menurut perkiraan saya, berlangsung siang hingga sore (mulai jatuhnya korban)..Menariknya, di tengah kemudahan arus informasi, SBY, pada saat buka puasa, belum menanggapi  hal tersebut (itu yang saya baca dari beberapa koran...) Sepertinya SBY tidak gaptek, tapi mungkin dibuat gaptek oleh orang-orang sekelilingnya...

Berikut Cuplikan Reportase Kegiatan Buka Bersama SBY dari beberapa media massa cetak . Pemilihan cetak, semata-mata rentang waktu cetak ke kegiatan SBY cukup jauh, apalagi dengan saat tragedi terjadi. Apabila naik cetak koran jam 01.00, tanggal 16, maka, rentang waktu dengan awal jatuhnya korban, antara 10 - 12 jam minimal, dan jarak antara awal jatuh korban dengan buka puasa SBY, minimal (anggap kejadian jam 12.00 siang) 5 jam... Seluruh media cetak yang dicuplik, bertanggal 16 September 2008. Mengapa membahas Buka Puasa ini menarik, karena hal itu dilakukan oleh SBY bersama atau minimal melibatkan para pimpinan redaksi media massa... (untuk yang ini, Anda boleh tersenyum kecut, atau pusing, yang penting jangan bunuh diri, kalau pun ingin bunuh diri, biarlah SBY yang melakukannya...Amin)

1. Jurnal Nasional Halaman 1; "Presiden Ajak Masyarakat Berfikir Positif", Anda dapat melihat, dalam keseluruhan berita, tidak ada ucapan yang dikutip wartawan (Jurnal Nasional) dan mengarah bahwa Ia mengetahui tragedi  Zakat di Pasuruan. Kalau tidak salah (mohon dikoreksi bila saya salah) Koran ini milik Demokrat.(?)

2.  Media Indonesia, Halaman 2; "Presiden Gelar Silaturahim Ramadhan". Berita selayang pandang ini, tidak menceritakan apa-apa, kecuali kebenaran terjadi kegiatan Buka Puasa Bersama Presiden di Istana Negara.

3. Koran Jakarta, Halaman 2. "Buka Puasa" caption foto, berisikan foto SBY sedang menyampaikan sambutan, isinya sama, Ia mengajak kita berfikir positif, optimistis, dan berlomba melakukan kebaikan...

Sama sekali tidak ada berita sedikit pun tentang pengetahuan Presiden atas tragedi Pasuruan...

4. Kompas, Halaman 15 ; "Jangan Saling Salahkan, Presiden Ajak Rakyat Berlomba-lomba Berbuat Kebaikan" juga sama sekali tidak ada satu kalimat pun, yang menjadi berita, dan menunjukkan Presiden tahu insiden zakat Pasuruan...

Nah, mari kita lihat di dunia maya...

1. Berita pertama dari detik.com,

http://www.detiknews.com/read/2008/09/15/120532/1006302/10/buntut-bagi-uang-zakat-12-warga-tewas. ditayangkan via detik jam 12.05 siang

2. Berita ini kalau tidak salah yang ke 17 dari berita terkait pada hari yang sama..

http://www.detiknews.com/read/2008/09/15/171333/1006604/10/kapolri-datangi!-jangan-mengundang

Ini perkataan Kapolri, di Istana Negara, saat (akan) bertemu Presiden...jadi...kenapa Presiden diam...

3.  Berita tentang kegiatan buka puasa presiden RI, dengan para duta besar, pimpinan media massa; cetak & elektronik,  di Istana negara, http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2008/09/15/3476.html  

berita ditayangkan pada pukul 19.31 WIB

4.  Berita keempat, penyampaian rasa belasungkawa Presiden atas tragedi Pasuruan 

http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2008/09/16/3480.html

atau dengan kata lain, belasungkawa presiden, via media elektronik jauh lebih lambat dibandingkan reportase dari Media Cetak..Nah Lho...

Berikut beberapa asumsi...

1. Pada saat SBY buka puasa, boleh jadi informasi itu sudah sampai, karena sudah ada pertemuan Kapolri dengan Presiden...lain hal kalau Kapolri menyimpan info ini, maka, jelas ketidaksimpatian Presiden diakibatkan informasi yang "ditutup" oleh Kapolri dll

2. Secara ideal, istana Wi-Fi, gak mungkin dong kalah dengan Taman Monas, maka koneksi internet, adalah hal yang manusiawi...Maka info ini kalau sampai Presiden belum tahu....KETERLALUAN... Atau ia sudah tahu tapi tidak mau mengangkat simpati di Saat BUka Puasa, misal dengan mendoakan mereka yang wafat...Boleh jadi bagi Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, kehilangan 21 orang atau jiwa, dari 220 juta lebih rakyat Indonesia, bukanlah hal yang luar biasa.... (Tega ya...) Bagi presiden, kehilangan nyawa karena bencana alam yang tidak bisa diantisipasi oleh manusia (seperti Tsunami) dan kasus Pembagian Zakat di Pasuruan, mungkin dianggap sama. Pada bagian ini, yang menarik adalah (mudah-mudahan asumsi ini tidak ada) ...ya...semua orang akan meninggal juga tho...masalahnya cara dan waktu... bila ini pijakan berfikir...maka SELAMAT UNTUK KITA SEMUA...ternyata PRESIDEN KITA adalah PRIBADI YANG TANGGUH dan TIDAK PLIN-PLAN atau pun MERAGU untuk melihat RAKYAT-nya WAFAT...dengan apa pun cara dan penyebabnya....

3. Atau...Presiden kembali pada sikap dasarnya...peragu...Sesuatu yang sebenarnya gak masuk akal untuk dijadikan alasan, sebab kehilangan nyawa 21 orang ini, terkait erat dengan kemiskinan, sesuatu yang dibangga-banggakan oleh SBY-JK, dapat dikurangi pada masa pemerintahan sekarang...

4. Belasungkawa Presiden, jauh tertinggal dibandingkan media massa cetak,hal ini menunjukkan, PRESIDEN menganggap HAL INI SEPELE...bahkan, maaf, Ia menunjukkan PERNYATAAN BELASUNGKAWA boleh jadi bukan dari lubuk hati-nya, melainkan karena "TEKANAN BERITA dan IA JADI SERBA SALAH"

Entah...mana yang benar...tentu KEHILANGAN 21 NYAWA tidak Mudah, dan Bagi PRESIDEN adalah HAK DAN TANGGUNGJAWAB dia untuk  MENJELASKAN...

IDE AKHIRNYA SEDERHANA...mana bukti "pengurangan jumlah masyarakat miskin di Indonesia yang dapat dikatakan signifikan padahal terjadi kelesuan ekonomi GLOBAL"

Maka...SBY...kalau ANDA INGIN JAWAB...ANDA KEREN....kenapa KEREN...karena sudah "kepathil" baru Anda angkat bicara

Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun

Semoga siapa pun yang wafat, karena kemiskinan menjerat

dan upaya untuk berubah telah dikerjakan

niat dan laku baik telah dijalankan

semoga SURGA-NYA bersama ANDA sekalian


Bagi kerabat, ujian ini nyata, bagi masyarakat, realitas ini nyata

mari membangun diri kita...kebersamaan, meyakini adanya kebutuhan saling tolong menolong....Go TO HELL with PEMERINTAH dan PARA BAJINGAN yang berseragam...

Mari...hidup Anda...kita ditangan kita masing-masing...INgat...SIAPUN PRESIDENnya, ia tidakmemikirkan RAKYAT...Ia memikirkan NEGARA...karena IA DIGAJI OLEH NEGARA......masalah uang itu hasil PAJAK (yang juga berasal dari keringat kita)...tho ia juga pembayar pajak....

JADI PILIHAN DI TANGAN ANDA...Adalah KEBODOHAN yang MENGERIKAN, mengharapkan SBY, PEMERINTAH dan aparaturnya MENANGGULANGI KEMISKINAN...ingat..mereka manusia biasa seperti kita...dan Ia butuh UANG juga seperti KITA...

KALIMAT KUNCI :

PRESIDEN MEMIKIRKAN NEGARA, KARENA NEGARA YANG MENGGAJINYA... BUKAN KITA (jangan bicara ideal, karena ideal adalah utopia bagi kita saat ini)

Tidak ada komentar: