Minggu, 14 September 2008

Tentang Ahmadiyyah...(1)

Awal Ramadhan ini, isu Ahmadiyyah kembali ke permukaan. Hal ini berkaitan dengan diterbitkannya larangan beraktivitas keagamaan bagi pengikut Ahmadiyyah, di Propinsi Sumatera Selatan. SBY, kabarnya juga akan (telah) memanggil Gubernur Sumatera Selatan yang menerbitkan larangan tersebut.
Sesungguhnya, permasalahan Ahmadiyyah akan bermuara pada ketegasan SBY, sebagai Presiden, dan dalam hal ketegasan, kita harus jujur mengakui SBY bukanlah Panglima atau Orang NOMOR SATU...
Sebelum memulai diskusi atau pembicaraan tentang Ahmadiyyah dalam tataran ke-SBY-an, saya ingin menampilkan sebuah HiMBAUAN dari milist tetangga....
Sebuah Himbauan
Kepada Saudaraku Sebangsa dan Se-Tanah Air
Yang Kebetulan Berasal dari Ahmadiyyah



Salam sejahtera,

Pertama, sebagai pribadi, saya mengakui, bahwa adalah hak semua individu untuk memilih ber-Tuhan dan atau tidak ber-Tuhan.

Sebagai kelanjutan hak tersebut, memilih ber-Tuhan dengan nama tertentu adalah hak dari tiap individu…Maka adalah hak dan pilihan individu, baik saya untuk memilih Islam sebagai agama saya, atau seorang Kristiani memilih agama Kristen, dll. Tiap agama pada akhirnya akan memiliki persyaratan tertulis maupun tidak tertulis berkaitan dengan keyakinan yang dianut agama tersebut. Pada tataran Islam, Nabi Muhammad sebagai Rasul dan Nabi terakhir, adalah final sebagaimana terpilihnya Isa sebagai Juru Selamat bagi Kristiani..

Tentu, hal ini amat berkaitan dengan keyakinan, dan ditegaskan bahwa iman kepada nabi dan rasul adalah bagian dari rukun iman di agama Islam. Maka, pada titik ini, apa yang dianut oleh saudara-saudara Ahmadiyyah (meyakini Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi), adalah hal yang di luar dari iman Islami.

Kembali, mengingat adalah hak individu untuk memilih agama atau keyakinan masing-masing, maka mohon dihargai juga keyakinan umat Islam (termasuk saya yang muallaf), yang meyakini bahwa Iman kepada Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul terakhir adalah hal yang final…

Yakinlah, di Indonesia, siapa pun bebas beragama (bahkan untuk tidak beragama). 

Sebutlah dan tegaskan Tuhan dan Iman berdasarkan ajaran Anda, jangan berlindung atau mencobai daerah abu-abu….Ingatlah, tidak sedikit agama dan ajaran agama di Indonesia yang hidup dan berani berdiri atas kaki mereka sendiri, seperti Konghucu, Taoism, dll.

Mengapa tidak yakin dengan agama dan diri Anda Sendiri…Biarkan Tuhan Anda menilai, kebenaran dan ketidakbenaran Iman yang Anda pilih (sebagaimana kami pun melakukan kepasrahan yang sama), tapi tolong berikan identitas yang jelas, dan jadikan itu pembeda, karena sesungguhnya, tiap-tiap kita dirahmati untuk memiliki keunikan masing-masing… kenapa tidak berterus terang, bahwa keunikkan adalah hal yang memang tidak mungkin untuk dijadikan sama rata (hal ini membuat keunikan menjadi hal yang tidak unik)..


Secara keuangan, golongan Anda telah mandiri, bahkan memiliki jaringan TV satelit sendiri, lalu kenapa masih ragu memproklamasikan diri Anda sendiri, atau Anda telah kehilangan diri Anda…

Sekali lagi saudara-saudara-ku dari Ahmadiyyah, kebetulan kita sebangsa dan se-tanah air, maka kita pun tahu bahwa di antara kita telah ada perbedaan, mengapa tidak cukup persamaan kita adalah sebangsa dan setanah air, serta perbedaan kita di keyakinan. Tunjukkan diri Anda apa adanya karena dengan itu Anda dianggap ada, selagi Anda bersembunyi, saat itu identitas diri Anda hilang, dan Anda hanya terlihat sebagai bagian dari individu yang terombang-ambing, memiliki keyakinan tapi tidak memiliki keberanian untuk mengetengahkan keyakinan sebagai bagian dari diri Anda. Lebih parah lagi, apabila keberadaan atau ketidakberadaan Anda, ditunggangi oleh kepentingan politik, tentu memilukan, tetapi apabila Anda yang menunggangi kepentingan politik di Indonesia, secara pribadi, saya terbuka dan mau belajar banyak dari Anda.



Terima Kasih




William

Bagi rekan-rekan Ahmadiyyah dan atau Non Ahmadiyyah yang berkeberatan dengan tulisan ini, dapat langsung menghubungi saya ke alamat di bawah ini :


Email : 
ahmadiyyahagamabaru.kenapatakut@yahoo.co.uk




Tidak ada komentar: